Pertemuan dibatas(i) waktu
Pertemuan
ini mungkin “Biasa” , karena ada waktu yang menjadi pembatas.
Aku tak pula
menyalahkan waktu, karena hadirnya pula yang membuat pertemuan itu ada.
Memang Tak ada
obrolan pada pertemuan itu dan itu bukanlah masalah besar bagiku.
Pertemuan yang
sangat sederhana dan terjadi begitu cepat.
Pertemuan yang
hanya menjadi ajang lempar senyum.
Pertemuan yang
hanya diabadikan oleh beberapa frame saja.
Pertemuan yang
memunculkan harapan baru pada sang waktu.
Berharap sang
waktu dapat menyediakan satu waktu untuk sebuah pertemuan berikutnya.
Berharap sang
waktu tidak mengambil peran sebagai pembatas.
Berharap sang
waktu pada saat itu menjadi lebih bersahabat.
Agar rasa
bahagia ini semakin terlihat secara nyata
Agar rasa bangga
ini semakin menjadi jelas adanya
Agar rasa kagum
ini semakin tertanam
Meski aku sadar
sang waktu akan tetap pada perannya sebagai pembatas karena “Kamu” yang saat
ini sedang memainkan peran sebagai “Bukan Orang Biasa” lah yang menjadikan sang
waktu memainkan peran “Pembatas” itu.
Meskipun begitu,
harapan pada sang waktu untuk bersahabat pada pertemuan berikutnya masihlah
ada. Kalaupun waktu itu tetap menjadi pembatas biarlah kapasitas batasannya
berkurang dan kalaupun kapasitas itu masih sama seperti kemarin aku tak akan
menyalahkan waktu ataupun yang dibatasi oleh waktu. Aku hanya akan berusaha
menikmati waktu yang ada, yang telah disediakan oleh sang waktu.
Bandung
22 Januari 2016
-nursan-
0 Comments: