Showing posts with label Novel. Show all posts

Singa dan Ikan - Singa Sang Raja Hutan


Sabtu. Hari penting bagi Zahra. Dia selalu bersemangat untuk pulang. “Waktunya cerita Singa dan Ikan” katanya dalam hati. Kegiatan rutin keluarganya adalah bercerita di hari sabtu dan cerita kali ini adalah tentang persahabatan antara Singa dan Ikan. Setiap kali ibunya bercerita, Zahra selalu menyederhanakannya kedalam sebuah catatan kecil untuk dibagikan di akun media sosialnya.

Sesampainya di rumah, Zahra tanpa perlu aba-aba langsung membersihkan diri dan mengampiri ibunya yang sudah siap dengan buku dan makanan tentunya. “Bu, apa kisah Singa dan Ikan ini sama seperti cerita NADI yang ibu ceritakan kemarin?” Tanya Zahra pada ibunya penasaran. Ibu tersenyum dan menjawab “Beda Ra, ini beda kisah”. Zahra sudah paham dengan jawaban ibunya itu. “Ayo mulai bu, Zahra sudah siap” kata Zahra sambil memakan biskuit ditangannya.
Ibu pun memulai ceritanya
~
Disatu sudut hutan ada kancil yang akan bercerita kepada Burung, Ubur-Ubur, Gajah, Harimau dan yang lainnya. Kancil akan menceritakan kisah yang pernah terjadi di hutan yang mereka tempati saat ini. Kisah antara Semut Merah, Singa dan Ikan. Gajah bertanya pada kancil ,"Hai Kancil, kenapa kami harus mendengarkan kisah ini?". Lalu Kancil menjawab dengan mata hampir menangis "Mereka bertiga adalah salah satu leluhur kita yang menjaga hutan ini dengan caranya mereka masing-masing dan persahabatan mereka membuat teman-temannya iri pada saat itu."

Kancil pun memulai ceritanya dengan memperkenalkan dari yang paling kuat diantara mereka bertiga, Singa. "Singa yang paling kuat disini, ia dikenal sebagai raja hutan. Memiliki pribadi yang kuat layaknya pohon methuselah yang sudah ada ribuan tahun. Sang raja hutan satu ini sangat menyukai tanaman harum yang berasal dari Amerika Serikat dan Yunani, tanaman violet."

Singa-singa kecil yang mendengarkan cerita kancil begitu antusias dan mereka pun dengan jumawa berkata "Lihat, singa memanglah yang terkuat. Jangan macam-macam kalian sama kami." Mereka sejenak diam lalu bertanya "Kancil, kenapa dia menyukai tanaman violet? Kami semua disini tidak ada yang menyukai tanaman itu". Kancil pun tersenyum kemudian menjawab "Apakah kalian pernah melihat tanaman violet?". Para singa kecil pun secara bersamaan menggelengkan kepalanya menandakan bahwa mereka belum pernah melihat tanaman yang sedang diceritakan. Kancil melanjutkan ceritanya "Tanaman ini berwarna ungu gelap dan ada juga yang berwarna putih. Tanaman ini juga berbau harum sehingga dapat menenangkan Sang Raja Hutan ketika berada disekitarnya." Kancil pun menunjukkan tanaman violet pada Singa kecil. Singa kecil pun terkesima dengan apa yang mereka lihat didepan. Kancil tersenyum dan melanjutkan ceritanya.

"Sang Raja Hutan adalah anak terkecil dan dia memiliki dua saudara yang lebih kuat dari dirinya. Kedua saudaranya sudah memiliki hutannya masing-masing. Hutan yang saat ini kita tempati adalah salah satu hutan milik Singa". Singa-singa kecil pun memotong cerita kancil dengan bertanya "Salah satu? Ada berapa hutan yang dia kuasai? Sehebat itukah dia?". Kancil tersenyum dan menjawab sambil meneruskan ceritanya

"Singa ini memiliki banyak hutan. Bukan karena dia serakah atau berambisi akan kekuasaan tapi karena para penghuni hutan merasa aman ketika Singa yang memimpin. Singa memiliki ketegasan dan kebijaksanaan dalam memimpin. Keberaniannya memiliki dasar yang kuat. Dia pun lembut hatinya namun seringkali terlihat keras karena tegasnya dia. Sudah banyak hutan yang dia kuasai. Tidak terhitung. Namun hutan yang kita tempati ini memiliki kesan tersendiri bagi Singa sang raja hutan. Dia bertemu dengan Ikan dan Semut Merah."

Singa-singa kecil kemudian bertanya kembali pada kancil "Ada apa dengan Ikan dan Semut Merah? Bukankan disetiap hutan ada juga Ikan dan Semut Merah?"

Kancil menjawab "Memang setiap hutan ada Ikan dan Semut Merah, tapi pertemuan Singa dengan mereka di hutan ini berbeda. Pertemuan yang indah. Besok kita lanjut bercerita lagi, karena hari ini langit sudah mulai gelap. Besok saya akan menceritakan tentang Ikan sebelum kita mulai tentang cerita Semut Merah, Singa dan Ikan secara bersama-sama". Singa-singa kecil pun terlihat sedih namun tetap berjalan pulang dan berharap esok akan segera datang.
~
“yah ceritanya sudah habis bu?” Tanya Zahra pada ibu.
“Minggu depan kita lanjut ceritanya, kancil pun perlu istirahat Ra” Jawab ibu dengan senyuman
“Baik bu, Zahra mengerti” Zahra pun kembali melanjutkan aktivitasnya sambil bertanya-tanya bagaimana kisah selanjutnya.

Bersambung


Kenangan Lira (Bagian 1)

(Jakarta, Desember 2018)

Cuaca mendung menemani Lira yang sedang sendirian di ruang kerja, setumpuk pekerjaan dan cuaca yang tak mendukung membuat Lira ingin segera melarikan diri dari tempatnya saat ini dan segera merebahkan diri di ranjang yang empuk. Namun keinginan itu sirna ketika Lira melihat figura disampingnya, tanpa sadar Lira saat ini membiarkan dirinya tenggelam dalam kenangan manis yang tak pernah ia lupakan sedikit pun. Lira pun memandang figura yang selalu menemani hari-harinya selama ini, figura yang tak pernah dan tak akan ia buang melainkan disimpannya dengan apik di meja kerja nya. "Sudah 4 tahun berlalu ternyata, tak berasa waktu begitu cepat berjalan dan tak ada yang berubah sedikitpun. Semua masi sama" gumam Lira sembari menghela nafas dan kemudian Lira pun memejamkan mata mengingat kejadian 4 tahun silam.


(Bandung, Desember 2014)

"saya selesai sampai disini, maaf saya harus pergi".

Lira terkaget-kaget membaca pesan singkat yang baru saja diterimanya, Lira memastikan berkali-kali pesan yang diterimanya itu benar pesan yang dikirim sindy.

"Sin, are you okay?" balas Lira.

Lira menunggu balasan dengan perasaan campur aduk, ingin rasanya dia menekan tombol call untuk mengetahui secara langsung maksud pesan dari Sindy tersebut, namun Lira tau jam segini Sindy sedang larut dengan setumpuk pekerjaan yang jika diganggu sama saja kamu membangunkan macan. 50 menit kemudian hp Lira berbunyi menandakan adanya pesan masuk.

"saya baik-baik saja kok" balas sindy.

"ish, 50 menit nunggu balasan cuman segini dibalasnya" gerutu Lira sembari memarahi hp pintarnya. Lira pun buru-buru membalas pesan itu sebelum Sindy disibukan kembali.

"serius Sin? cerita dong ada apa, saya tau kamu menyembunyikan sesuatu" balas Lira.
"hahaha, kamu curigaan banget sih ra. Nanti deh ya ceritanya, intinya saya selesai sampai disini dan semangat untuk kalian semua ya." balas Sindy.
"iyalah gimana ga curiga kamu tiba-tiba chat begitu. Oke saya tunggu cerita lengkapnya, kalau bisa malam ini ceritakan semuanya ya biar saya bisa menjelaskan ke yang lain dan satu lagi jangan keluar grup sebelum semua jelas okay" balas Lira dengan rasa penasaran tinggi.
"okay :*" balas Sindy singkat.

"Sial, chat panjang-panjang dibalas nya cuman singkat minta di bom ni anak. yasudahlah semoga nanti malam dia bener cerita semuanya" gerutu Lira sambil menghela nafas.


(Jakarta, Desember 2018)
Lira pun terbangun dengan perasaan rindu yang datang menghampiri, kemudian Lira membuka folder yang berisi foto-foto 4 tahun silam. Lira membuka satu persatu foto kenangan itu, foto pertama yang dibukanya membuat Lira tanpa sadar meneteskan air mata dan kembali mengingatkan Lira akan pertemuan pertama itu. Lira pun kemudian memejamkan mata kembali, membiarkan dirinya kembali pada masa itu, masa awal pertemuan kita semua.


(Jakarta, November 2013)
 "Sindyyyyy, Renaaaaaa, Bilaaaaa, Romiiiii" teriak Lira sambil berlari menghampiri keempat temannya yang baru dikenalnya di dunia maya itu. Perkenalan singkat itu tak membuat adanya rasa takut, karena Lira yakin bahwa keempat orang yang baru dikenalnya itu adalah orang baik dan hebat. 

"Hei Lira, kamu punya jam?" kata Romi dengan nada sinis.
"Maaf, tadi keretanya macet" canda Lira.
"ha ha, lucu" sinis Romi
"Udah dong Rom, kasian baru ketemu udah kamu sinisin gitu" timpal Rena.
Romi pun senyum sinis
"yuk, sekarang aku bawa kalian keliling jakarta" ajak Bila untuk mencairkan suasana.
"cukup emang waktunya, kita kan cuman 2 hari disini" kata Sindy meragukan.
"cukup, cukup kok tenang aja" Bila berkata dengan keyakinan penuh dan aku pun hanya tertawa menyaksikan perdebatan kecil itu. Aku tersenyum bahagia, ternyata mereka sama asiknya ketika di dunia nyata. 
"yuk, kita segera pergiiiiii. kemana kita Bil?" Lira berkata dengan semangat sampai tanpa sadar seluruh penghuni stasiun melirik kearah mereka.
"pelan-pelan Ra, inget kita di tempat umum ya. Gimana kalau dufan?" ajak Rena.
"TMII aja dulu deh, dufan pasti penuh atau ga kita ke kota tua aja" sela Romi
"asik sinis nya romi ilang, yipppi" kata Lira sambil tersenyum menang
"Ha ha ha" sinis Romi
"ish, sinis lagi pun kau Rom" ketus Lira
"okay kita ke kota tua aja ya biar sekalian istirahat disana" ajak Bila.
"Ayooooookkkkkkk kita ke Kota Tua" teriak Bila, Lira dan Rena. Sedangkan Sindy dan Romi hanya tersenyum. Kami pun bergegas berjalan menuju Kota Tua.


(Jakarta, Desember 2018)
Lira pun tanpa sadar menangis merasakan rindu yang hadir, mengingat kejadian pertama itu. Mengingat bagaimana sinisnya Romi kepadanya, dinginnya Sindy dan gokilnya Bila sama Rena. Lira menangis makin menjadi ketika sadar bahwa saat ini untuk berkumpul itu mustahil, jangankan untuk ngumpul, saling sapa di dunia maya pun rasanya kecil kemungkinan. Lira pun menghela nafas dan melanjutkan melihat ke foto selanjutnya.


~BERSAMBUNG KE BAGIAN DUA~

PENGENALAN


            Ketika kebohongan sudah menjadi sebuah tradisi maka kejujuran sudah menjadi hal yang langka, adapun orang yang masih memegang teguh kejujuran akan tetap melakukan kebohongan meskipun itu hanya sedikit kadarnya. Kebohongan yang menjadikan semua yang dimiliki itu menjadi percuma karena itu hanyalah kepalsuan semata. Kepalsuan yang saat ini menjadi bagian dari kehidupan, menjadi salah satu topeng yang membentengi diri dari segala keadaan yang hadir dalam kehidupan. Entah apa yang dilindungi, mungkin harga diri atau mungkin ego yang tak mau kalah? Entahlah. Apapun yang ingin dilindungi oleh kepalsuan jelaslah salah. Salah karena seindah indahnya kepalsuan tetaplah fana sedangkan sepahit pahit nya kejujuran adalah nyata. Itulah pandanganku tentang kepalsuan, kepalsuan yang membuat lelah, kepalsuan yang membuat muak, kepalsuan yang membuat aku ingin lenyap dengan seketika dari peredaran ini.

            Terlalu banyak orang yang manis di depan namun pahit di belakang, tersenyum manis ketika menyapa tapi dibelakang pahit yang dibicarakan. Berpura-pura seakan semua baik-baik saja namun ternyata masih ada saja hal yang mengganjal dalam hati. Berkata aku tak apa-apa tapi ternyata ada apa-apa. Tak masalah jika memang tak ingin aku mengetahui apa yang dirasa namun akan menjadi masalah ketika aku menjadi penyebab dari kepalsuan itu, sedih rasanya. Lebih baik terungkap segalanya meskipun menyakitkan namun setelahnya akan baik-baik saja daripada terpendam terlihat indah namun ternyata itu adalah keadaan yang tak baik.

             Ini kisahku yang mengalami berbagai cerita yang diakibatkan oleh kepalsuan, argument diatas adalah kekesalan ku atas kepalsuan yang ada dihidupku. Namun ada satu kepalsuan yang membuatku belajar banyak hal (persahabatan, cinta, kejujuran dan kesetiaan). Sebelumnya perkenalkan nama ku lazie akira panggil saja aku zie, sekarang aku sedang berusaha menamatkan study ku di sebuah universitas negeri di Indonesia dan aku lahir dari keluarga yang dilandasi oleh kepalsuan. Orang tua ku berpisah sejak aku masih kecil, kenapa orangtua ku pisah? Karena ada kepalsuan yang mewarnai hari-hari mereka sehingga berpisah adalah jalan terbaik (satu alasan aku benci akan kepalsuan) meskipun kata terbaik itu berasal dari mereka sendiri.

            Selama aku menjalani hari-hari ku di kampus, aku banyak sekali menemukan berbagai karakter yang mewarnai perkuliahanku. Ada satu kejadian yang aku ingat sampai saat ini, saat aku memergoki teman ku sedang membicarakan keburukan ku. Seperti argumenku sebelumnya, aku tak pernah mempermasalahkan mereka yang membenciku namun mereka yang membenciku terlihat manis jika bercerita bersamaku itu yang aku permasalahkan. Mungkin memang tak semua orang dapat berterus terang tentang ketidaksukaannya terhadap diriku dengan dalih menjaga perasaan dan aku pun tak dapat memaksa mereka untuk berterus terang. Karena pada dasarnya aku pun terkadang memiliki perasaan seperti itu, perasaan dimana aku tak ingin berterus terang karena tak ingin menyakiti meskipun pada akhirnya aku selalu berterus terang dan mengakibatkan keadaan yang berbeda setelahnya.

            Pada pertengahan kuliahku, aku dipertemukan dengan seseorang yang katanya menyukaiku dari awal bertemu. Darimana aku tau? Aku menanyakan langsung padanya karena selain aku tak suka dengan kepalsuan aku pun tak suka berbasa-basi. dan sekali lagi, pada akhirnya yang kutemui adalah sebuah kepalsuan meskipun kali ini penyebab dari kepalsuan itu adalah aku sendiri.

            Pada akhir masa kuliahku, aku memilih tak menyibukan diri didalam kampus. Mencari suasana baru diluar sana dan mengharapkan pengalaman yang lain. Dan lagi, aku menemui sesuatu yang sudah tak asing bagiku yaitu kepalsuan. Aku hanya dapat tersenyum sinis dan berkata “lagi dan lagi kepalsuan, tak ada habisnya”.

~bersambung~
bercerita karena ingin, kisah ini adalah kisah fiktif bercampur nyata. mohon maaf jika ada kesamaan nama, dan kejadian. lanjutan kisah akan diuraikan secara rinci di chapter-chapter berikutnya. terimakasih sudah membaca, kritik dan saran siap diterima.

-nursan-

Luka

luka yang tertinggal dalam hati
luka yang enggan untuk pergi
luka yang selalu datang tanpa permisi
luka yang dengan bebasnya menghampiri

tak dapat kurasakan bahagia
untuk senyum pun sulit
tak dapat kurasakan bahagia
untuk tertawa itu tak mungkin

mengubur masa lalu bukan hal mudah
menjalani masa ini terlalu berat
menatap masa depan layaknya sebuah angan-angan
semua hanya ilusi semata



Bandung 10.17 WIB, 
Bersama hening nya malam ditemani alunan melodi.
Penulis: nursan

Hope

Tuhan, izinkan ak tetap menyimpan rasa sayang ini sampai kapanpun. meskipun ak tau waktu tak akan selamanya berada dipihak kami. ak sadar, pada saat itu akan tiba waktulah yang memisahkan kami secara perlahan tanpa kami sadari.

Tuhan, izinkan ak tetap menyimpan segala memori yang ada tentang mereka. meskipun ak tau usia yang semakin tua akan membuat daya ingat ini semakin melemah dan mungkin ak akan lupa.

Tuhan, izinkan ak tetap berharap pada satu masa dimana masa itu adalah masa kami bertemu kembali dengan hati yang penuh suka menyimpan berjuta cerita.

Tuhan, izinkan ak tetap menjaga hubungan ini meskipun nanti hanya ak yg berjuang senditi untuk menjaganya dan ak hanya berharap perjuanganku ini tetap dapat menjaga tali ini.

ak sadar setiap pertemuan akan berakhir pada perpisahan, ak hanya berharap perpisahan yang terjadi diantara kita bukan lah perpisahan abadi akibat satu hal, karena ak masih ingin membuat cerita bersama kalian di pertemuan selanjutnya.

pertemuan yang masih samar, karena ak pun tak pernah tahu akan adakah pertemuan itu. itu hanya sebuah harapan, bahkan hati ini berharap bahwa perpisahaan itu tak perlu hadir. kalaupun hadir biar lah perpisahan abadi karena kematian yang memisahkan.

namun pada akhirnya, kami akan berjalan masing masing dengan jalan yang berbeda. semoga kita bertemu kembali di persimpangan berikutnya. dan ak selalu berharap persimpangan itu ada.

Cerita ini

ketika aku membuka lembar demi lembar buku diary ku,
ketika aku membaca kata per kata kalimat ku,
aku tak mengira akan menitikan air mata
aku tak mengira akan sulit berkata kata

masa remaja yang indah ku rasa, begitu banyak kenangan didalamnya. tak dapat aku tuangkan semua dalam buku itu, namun benang memori itu terurai kembali dengan sendirinya merunut semua kejadian yang pernah terjadi. aku mengingat kembali bagaimana rasanya ditegur dengan keras oleh kalian, aku mengingat kembali bagaimana rasanya bahagia ketika bersama dengan kalian, aku mengingat kembali bagaimana ketika ada kesusahan diantara kita dan kita tak saling meninggalkan tapi kita membantu saling bahu membahu. sampai hadir satu masa perpisahan itu hadir dan semua tak lagi sama.

waktu berubah menjadi penghambat
jarak pun menjadi penghalang
sibuk menjadi alasan

entah sampai kapan itu akan hadir diantara kita, keegoisan ku akan rindu memang terlalu berlebih sehingga menginginkan kalian terus mengingatku padahal masih banyak hal yang perlu kalian lakukan diluar sana tanpa ku. meski aku sadar saat ini kita memiliki mimpi dan tujuan yang berbeda, itulah mengapa pertemuan kita sulit terjadi karena saat ini kita berada di jalan yang berbeda dengan jarak sebagai pemisah.

Percayalah
aku tetaplah aku
yang selalu merindu sebuah pertemuan
aku tetaplah aku
yang selalu berdoa untuk kalian

Percayalah
aku tetaplah aku
yang menjaga cerita ini tetap ada
aku tetaplah aku
yang ingin selalu kalian percaya


(Bandung, 9 Maret 2016 - Nursan)

Tak sama seperti dulu

Ak mematung, mencerna semua yang terjadi barusan.
kejadian yang tak ak persiapkan sebelumnya,
kejadian yang membuat ak diam seribu bahasa
ak memiliki beribu pertanyaan untuk disampaikan.

kamu berubah atau ak yang berubah,
ak tak mengenalmu saat ini tapi tak tau esok hari.
mungkin ak memang tak mengenalmu dari awal,
begitupun sebaliknya kamu tak mengenalku secara baik.

ya, kesalahan ku lah penyebabnya
meskipun sebagian dari tubuhku berkata
ak melakukan hal yang benar
ak tak menampik kalau kesalahan.

kamu hanya perlu tahu, kesalahan yang ku buat memiliki tujuan yang baik.
kamu hanya perlu tahu, ak tak ingin melihatmu sedih
kamu hanya perlu tahu, kepercayaan penting bagiku
kamu hanya perlu tahu, bahagia tawa mu berharga bagiku

~ Catatan Keiko di pagi hari ~
(project novel - nursan)

Kecewa

Aku berbohong dengan lisan yang mengingkari hati
tak ada maksud untuk membuatmu terluka
senyummu saat ini tak setulus dulu
senyummu hanya kepura puraan mu saja
agar aku bisa tetap bernafas dengan irama seharusnya

penyesalan sudah kuungkap padamu
kamu mendengarnya dan mengiyakan ucapanku
tapi kenapa masih ada kepura puraan diwajahmu
keraguan itu jelas ada di binar matamu
luka yang tercipta sulit sembuh seketika, katamu

aku membeku, kaki pun terasa kaku tak berdaya
kau menjauh pergi, tidak berlari hanya langkah kecil saja
mengejarmu saat ini terasa sia sia
karena kecewamu padaku besar adanya

aku memandangmu yang semakin menjauh
mengharap kau berbalik dan menghampiriku
memulai segalanya dari titik awal bertemu
dan bersama seperti dahulu

-setyo to delviana-

Kalian Spesial

Rindu untuk Bertemu (lagi)

bayang-bayang itu terus hadir
melintas selalu dalam ingatan
seperti enggan pergi
menetap selalu dalam hati

bayang-bayang sebuah pertemuan
pertemuan di masa lalu
pertemuan pembawa rindu
pertemuan yang ingin terulang

dan

aku rindu pada satu masa dimana kita saling bertemu saling sapa
aku rindu pada satu masa dimana jarak bukanlah sebagai pemisah
aku rindu pada satu masa dimana tawa itu jelas terlihat
aku rindu pada satu masa dimana bahagia itu menjadi sederhana

ya, aku merindukan mereka pagi ini dengan begitu saja tanpa persiapan apapun dan ini sungguh sangat menyenangkan ada sensasi tersendiri dalam hati. seperti apa rasanya? tak pernah bisa kujelaskan lebih karena kalian harus merasakan nya sendiri dan menikmatinya setiap detik sampai rindu itu hilang dan datang kembali tanpa permisi . 😳

for Delviana n Clara
from keiko
bandung, 14 Desember 2015
5.43 wib

Marah

Pada dasarnya setiap manusia memiliki sifat amarah. Negatif atau positive nya sifat itu tergantung bagaimana kita mengolahnya. olah secukupnya tak perlu berlebihan.

dan entah salah atau tidak jika kita tidak bisa untuk mengeluarkan amarah itu, bukan tak sanggup namun ada hal lain yang membuatnya enggan untuk keluar. hal lain yang lebih berharga dari pada mengeluarkan amarah yaitu "sebuah persaudaraan". itulah yang membuat hati bahkan mulut sekalipun enggan merasakan marah.

vous aime
-keiko-

Perbedaan?

Perbedaan akan selalu ada seiring berjalannya waktu, ntah menuju ke arah positif atau sebaliknya tergantung bagaimana kita menanggapinya. Sedih memang ketika perbedaan itu hadir, terlebih jika kita memiliki sifat peka yang luar biasa. Hanya bisa menerka dan menebak nebak siapa yang berbeda atau ini hanya ilusi semata. hanya bisa menyerahkan semuanya kepada sang waktu agar perbedaan ini tak membawa diri semakin menjauh. menjauh melangkah pergi meninggalkan semua yang ada, bukan karena hati ingin namun kaki ini berjalan dengan sendirinya tanpa sadar. Dan semoga itu tak terjadi karena hati ingin terus berada disini 😢

-keiko-

untitle

Tak perlu menjelaskan siapa dirimu pada orang lain, biar mereka menilai dengan sudut pandangnya sendiri. jika itu tidak sesuai maka biarkanlah karena kebenaran itu akan muncul dengan sendirinya
sebuah pertemuan singkat mungkin tak akan membuka sifat seseorang secara keseluruhan tapi itu cukup untuk menilai apakah orang itu baik atau tidak. bahkan tanpa pertemuan pun kita dapat menilai pribadi seseorang dengan cara lain meskipun kebenarannya bisa jadi hanya 30% dan itu cukup bagiku.

Aneh memang ketika kita merasa nyaman dengan orang yang wujudnya saja belum pernah kita temui baru sekedar saling sapa di dunia maya. dan ketika pertemuan itu hadir seperti tak ada rasa canggung yang biasa hadir ketika bertemu dengan orang orang baru. membaur melebur menjadi satu, canda tawa yang biasa hadir di dunia maya pun tak hilang pada pertemuan itu. tidak seperti biasanya setiap ada pertemuan baru dengan orang baru akan selalu menghadirkan rasa canggung tapi ini tidak, rasa canggung itu seakan enggan untuk hadir diantara kami. aku bahagia rasa itu tak ikut campur dalam hal ini.

Terimakasih sudah mau hadir dalam cerita ini , cerita kehidupan yang akan selalu terkenang dalam benak dan hati ini.

-Keiko-

Hari itu

Bahagia itu sederhana, sesederhana sebuah pertemuan

Bandung-jakarta bukanlah jarak yang jauh untuk ditempuh, hanya memerlukan 3 jam perjalanan menggunakan kereta api.  Sebuah pertemuan pertama yang berkesan di jakarta, pertemuan dengan orang orang hebat yang dapat membuat suatu kebahagiaan yang sederhana. Energi positif mengalir dengan sendirinya disetiap percakapan bahkan disaat situasi hening pun energi positif itu tetap mengalir.
Perjalanan yang dilakukan bukanlah perjalanan yang rumit, sangat sederhana bisa dibilang. Namun dengan kesederhanaan ini lah kebahagiaan itu muncul begitu saja. Pertemuan yang sederhana pun diabadikan dalam beberapa foto, foto yang nantinya akan menjadi sebuah cerita bahagia yang akan diceritakan pada anak cucu.
Setiap pertemuan akan ada perpisahan, begitu adanya. sebelum adanya perpisahan mutlak itu mari buat pertemuan pertemuan berikutnya yang lebih indah dan berkesan.


salam hangat
-keiko-

Just H

Sebuah pertemuan yang tak disengaja, pertemuan yang tidak direncanakan. Pertemuan yang membawa kita ke dalam sebuah ikatan tertentu dengan berlandaskan sebuah kenyamanan dan kepercayaan. Sungguh tak menyangka bahwa akan bertemu dengan orang orang hebat di lain kota, pada dasarnya dia memiliki kesenangan untuk selalu menambah relasi. orang orang yang ditemuinya pun memiliki karakter yang sama sedikitnya. tidak ada yang namanya sebuah kebetulan, ini sudah menjadi garisan takdir dari yang Maha Kuasa. si A dengan segala kekonyolannya dapat menghidupkan suasana riang, si B dengan segala kata kata bijaknya yang dapat menenangkan, si C dengan segala keluguan dan kepolosannya, si D dengan aura misterius yang dimilikinya dan si E dengan tingkah nya yang ada apanya membuat suasana semakin menarik. inilah mereka dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing yang mewarnai hari hari. hari-hari yang diisi dengan canda tawa, keseriusan dan setidaknya perselisihan itu ada untuk menjadi sebuah bumbu penyedap. karena sebuah cerita akan terasa monoton ketika tidak ada adegan yang membuat urat di tubuh ini muncul.

-HxH-