Kenangan Lira (Bagian 1)
(Jakarta, Desember 2018)
Cuaca mendung menemani Lira yang sedang sendirian di ruang kerja, setumpuk pekerjaan dan cuaca yang tak mendukung membuat Lira ingin segera melarikan diri dari tempatnya saat ini dan segera merebahkan diri di ranjang yang empuk. Namun keinginan itu sirna ketika Lira melihat figura disampingnya, tanpa sadar Lira saat ini membiarkan dirinya tenggelam dalam kenangan manis yang tak pernah ia lupakan sedikit pun. Lira pun memandang figura yang selalu menemani hari-harinya selama ini, figura yang tak pernah dan tak akan ia buang melainkan disimpannya dengan apik di meja kerja nya. "Sudah 4 tahun berlalu ternyata, tak berasa waktu begitu cepat berjalan dan tak ada yang berubah sedikitpun. Semua masi sama" gumam Lira sembari menghela nafas dan kemudian Lira pun memejamkan mata mengingat kejadian 4 tahun silam.
(Bandung, Desember 2014)
"saya selesai sampai disini, maaf saya harus pergi".
Lira terkaget-kaget membaca pesan singkat yang baru saja diterimanya, Lira memastikan berkali-kali pesan yang diterimanya itu benar pesan yang dikirim sindy.
"Sin, are you okay?" balas Lira.
Lira menunggu balasan dengan perasaan campur aduk, ingin rasanya dia menekan tombol call untuk mengetahui secara langsung maksud pesan dari Sindy tersebut, namun Lira tau jam segini Sindy sedang larut dengan setumpuk pekerjaan yang jika diganggu sama saja kamu membangunkan macan. 50 menit kemudian hp Lira berbunyi menandakan adanya pesan masuk.
"saya baik-baik saja kok" balas sindy.
"ish, 50 menit nunggu balasan cuman segini dibalasnya" gerutu Lira sembari memarahi hp pintarnya. Lira pun buru-buru membalas pesan itu sebelum Sindy disibukan kembali.
"serius Sin? cerita dong ada apa, saya tau kamu menyembunyikan sesuatu" balas Lira.
"hahaha, kamu curigaan banget sih ra. Nanti deh ya ceritanya, intinya saya selesai sampai disini dan semangat untuk kalian semua ya." balas Sindy.
"iyalah gimana ga curiga kamu tiba-tiba chat begitu. Oke saya tunggu cerita lengkapnya, kalau bisa malam ini ceritakan semuanya ya biar saya bisa menjelaskan ke yang lain dan satu lagi jangan keluar grup sebelum semua jelas okay" balas Lira dengan rasa penasaran tinggi.
"okay :*" balas Sindy singkat.
"Sial, chat panjang-panjang dibalas nya cuman singkat minta di bom ni anak. yasudahlah semoga nanti malam dia bener cerita semuanya" gerutu Lira sambil menghela nafas.
(Jakarta, Desember 2018)
Lira pun terbangun dengan perasaan rindu yang datang menghampiri, kemudian Lira membuka folder yang berisi foto-foto 4 tahun silam. Lira membuka satu persatu foto kenangan itu, foto pertama yang dibukanya membuat Lira tanpa sadar meneteskan air mata dan kembali mengingatkan Lira akan pertemuan pertama itu. Lira pun kemudian memejamkan mata kembali, membiarkan dirinya kembali pada masa itu, masa awal pertemuan kita semua.
(Jakarta, November 2013)
"Sindyyyyy, Renaaaaaa, Bilaaaaa, Romiiiii" teriak Lira sambil berlari menghampiri keempat temannya yang baru dikenalnya di dunia maya itu. Perkenalan singkat itu tak membuat adanya rasa takut, karena Lira yakin bahwa keempat orang yang baru dikenalnya itu adalah orang baik dan hebat.
"Hei Lira, kamu punya jam?" kata Romi dengan nada sinis.
"Maaf, tadi keretanya macet" canda Lira.
"ha ha, lucu" sinis Romi
"Udah dong Rom, kasian baru ketemu udah kamu sinisin gitu" timpal Rena.
Romi pun senyum sinis
"yuk, sekarang aku bawa kalian keliling jakarta" ajak Bila untuk mencairkan suasana.
"cukup emang waktunya, kita kan cuman 2 hari disini" kata Sindy meragukan.
"cukup, cukup kok tenang aja" Bila berkata dengan keyakinan penuh dan aku pun hanya tertawa menyaksikan perdebatan kecil itu. Aku tersenyum bahagia, ternyata mereka sama asiknya ketika di dunia nyata.
"yuk, kita segera pergiiiiii. kemana kita Bil?" Lira berkata dengan semangat sampai tanpa sadar seluruh penghuni stasiun melirik kearah mereka.
"pelan-pelan Ra, inget kita di tempat umum ya. Gimana kalau dufan?" ajak Rena.
"TMII aja dulu deh, dufan pasti penuh atau ga kita ke kota tua aja" sela Romi
"asik sinis nya romi ilang, yipppi" kata Lira sambil tersenyum menang
"Ha ha ha" sinis Romi
"ish, sinis lagi pun kau Rom" ketus Lira
"okay kita ke kota tua aja ya biar sekalian istirahat disana" ajak Bila.
"Ayooooookkkkkkk kita ke Kota Tua" teriak Bila, Lira dan Rena. Sedangkan Sindy dan Romi hanya tersenyum. Kami pun bergegas berjalan menuju Kota Tua.
(Jakarta, Desember 2018)
Lira pun tanpa sadar menangis merasakan rindu yang hadir, mengingat kejadian pertama itu. Mengingat bagaimana sinisnya Romi kepadanya, dinginnya Sindy dan gokilnya Bila sama Rena. Lira menangis makin menjadi ketika sadar bahwa saat ini untuk berkumpul itu mustahil, jangankan untuk ngumpul, saling sapa di dunia maya pun rasanya kecil kemungkinan. Lira pun menghela nafas dan melanjutkan melihat ke foto selanjutnya.
~BERSAMBUNG KE BAGIAN DUA~
Menarik, ditunggu lanjutannya~
ReplyDeletesedikit masukan, untuk penggunaan bahasa asing di garing aja~
^o^
Lanjutannya Mana?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSekarang lira kerja dimana? jadi analyst nya?
ReplyDeleteLira lagi disuatu tempat, lagi belajar katanya.
DeleteBelajar ngodingnya?
ReplyDelete