3 Generations


Semesta selalu memiliki caranya tersendiri untuk mempertemukan dan memisahkan setiap insan didunia. Pertemuan dan perpisahan dengan cara yang tidak pernah diduga sebelumnya. Terimakasih sudah dipertemukan dengan mereka yang sebelumnya tak pernah terbayang akan membuat cerita bersama sampai saat ini.

Indah Wulan Dari
Dia alumni Pendidikan Ilmu Komputer. Kenal dia sudah dari waktu yang cukup lama. Satu organisasi (BEM KEMAKOM) selama dua tahun dan satu angkatan. Sebelum wisuda kemarin kami sibuk dengan kelompok masing-masing, bertemu pun sekedar saling sapa. Ketika masing-masing dari kelompok kami sudah terlebih dahulu bertoga dan tersisalah kami bertiga bersama Rosi maka saling bahu membahulah kami agar bisa segera menggunakan toga. Setelah hari itu, bertemu tidak hanya sekedar saling sapa ya Ndah. Sekarang kita bisa membicarakan banyak hal dari A sampai Z secara acak tanpa ada jeda kecuali nafas. Satu fakta yang baru diketahui adalah bahwa namanya dipisah, jadi selama kenal itu taunya nama belakang dia itu digabung. Lancar-lancar ya Ndah.


Mutia Hidayati
Dia sama seperti Indah, alumni Pendidikan Ilmu Komputer bedanya dia lebih muda dari Saya dan Indah. Pertama kali kenal dia ketika sama-sama menjabat sebagai DPM KEMAKOM. Awalnya saya kira dia pendiam, ternyata semua itu hanya ilusi semata. Kami mulai dekat dari situ sampai saat ini, ternyata tidak ada yang berubah ya meskipun tidak berjumpa dalam waktu yang lama. Dia tetap Mutia yang random. Dia yang kalau becanda bisa nyambung langsung tanpa jeda, ngobrol serius sama dia? Susah. Malah kalau dia serius jadinya lucu. Fakta yang baru diketahui adalah ternyata dia semenyebalkan itu. Pulang ke Lampung setelah lulus, untung sekarang teknologi sudah berkembang dengan pesat. Baik-baik ya Mut.


Ica Nur Anisa
Si bungsu diantara kami. Sama seperti saya, alumni Ilmu Komputer dan yang membedakan jelaslah angkatan kami berbeda. Pertama kenal dia kemarin pas ngurusin sidang lanjut ngurusin wisuda, meskipun katanya dia sudah tau saya dari waktu saya menjabat DPM (okay ini sudah jelas perbedaan angkatannya). Anak yang paling serius diantara kami ber empat. Paling seneng ngisengin dia kalau lagi serius. Kalau lagi bahas bisnis kita dia bisa tiba-tiba ditengah bahas kodingan ataupun sebaliknya. Satu-satunya programmer di kelompok ini. Karena dia juga jadi ada keinginan buat ngoding lagi tapi masih baru keinginan sih ya (selain dia ada satu lagi yang suka mamanas buat ngoding). Fakta yang baru diketahui? belum ada sepertinya. Semua yang dilakukannya hal yang baru diketahui. Semangat belajar terus ya Ca.


Sekali lagi terimakasih. Semoga cerita demi cerita bisa terus dibuat meskipun jarak memisahkan.  Setiap hubungan akan bertahan jika memang orang-orang didalamnya sama-sama berjuang untuk mempertahankannya (eaaaaaaaa). Mari kita sukseskan apa yang akan segera kita mulai. #3Generations



Cerita FIlm - Review Ratsasan Film

> RATSASAN (2018) <


Setelah lama tidak menulis disini, akhirnya hari ini memutuskan untuk menulis karena ingin berbagi kisah dari satu film yang baru ditonton kemarin. Maka tulisan pertama saya pada tahun ini adalah tentang review film. Sesuai dengan judul, film yang akan direview adalah film dari negara India, Ratsasan. Film ini tayang pada bulan oktober 2018 dan mendapatkan rating 9,2. Saya termasuk orang yang pilih-pilih dalam menonton film india. Bukan karena kualitasnya tetapi lebih pada durasi filmnya yang sangat panjang. Film india yang ditonton pun merupakan rekomendasi dari teman-teman, jarang hasil cari sendiri. Karena biasanya kalau hasil sendiri suka zonk. Okay, mari langsung saja ke reviewnya dari pada banyak basa-basi. Oiya, dalam review ini saya mengusahakan agar tidak spoiler, semoga yang membaca bisa tertarik untuk menonton film ini. FILM INI TERMASUK FILM YANG WAJIB DITONTON.

Ratsasan merupakan film tahun 2018 dengan genre Thriller, film ini diproduksi oleh Axess Film Factory. Para pemain yang terlibat dalam film ini ialah Vishu Vishal, Amala Paul, Suzane George dan masih banyak lagi. Durasi film ini 145 menit ditambah iklan didepannya (ini ciri khas film india yang pernah ditonton). Film ini merupakan film pshyco keren yang pernah saya tonton, benar kata orang yang merekomendasikan film ini, memang seru. Disarankan untuk yang penakut agar menontonnya disiang hari.

Alur. Pada menit-menit awal para penonton akan secara tidak sadar ditarik kedalam film, kita akan dibuat fokus pada film ini. Awalnya saya kira film ini mengusung alur maju mundur, ternyata setelah dicermati alurnya normal dan tetap menarik untuk diikuti JANGAN DI SKIP FILMNYA.

Arun Kumar. Adegan awal dimulai pada keinginan Arun Kumar sang pemeran utama menjadi sutradara film pshyco namun karena cerita yang ia buat kurang meyakinkan maka banyak pihak yang menolaknya. Arun pun putus asa, karena tuntutan keluarga yang mengharuskan dia mencari uang maka akhirnya Arun melamar pekerjaan lain menjadi polisi. Disini petualang pak Arun dimulai. Selang beberapa waktu arun bekerja sebagai polisi munculah kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang Pshyco. Arun tertarik untuk memecahkan kasus ini, begitupun saya. Arun pun diberi kesempatan oleh ibu-ibu judes (silahkan tonton sendiri) untuk memecahkan masalah ini. Tapi Arun juga manusia biasa, akan ada masa dimana dia tidak menemukan jawaban dan durasi film 2 jam itu tidak akan mudah pemecahan masalahnya.

Bu Guru Viji. Awal kemunculannya sudah tertebak bahwa ia akan menjadi pemeran penting, khususnya untuk sang pemeran pria. Bu guru Viji merupakan guru dari keponakan Arun yaitu Ammu. Seperti kisah cinta pada umummnya, pertemuan pertama akan terkesan buruk namun seiring berjalannya waktu mereka akan saling jatuh hati. Dan kerennya film ini adalah tidak terfokus pada kisah percintaan, film tetap pada jalurnya yaitu thriller. Disini Bu guru pun membantu pak Arun dalam memecahkan kasus.

Ammu. Keponakan Arun satu ini masih muda, dia menjadi penghubung antara Arun dan Bu guru. Disini hubungan ammu dan arun akan benar-benar membuat para penonton meneteskan air mata. Sungguh mengharukan hubungan paman dan keponakkan ini. Betapa sayangnya seorang paman. Ammu beruntung punya paman sebaik itu.

Korban. Disarankan untuk tidak menonton film ini sebagai teman makan, karena anda akan disuguhkan dengan kondisi korban yang mengenaskan dan membuat anda kehilangan selera makan kecuali untuk yang sudah terbiasa. Para korban difilm ini semuanya adalah perempuan muda, cara penculikkannya pun sama. Cara para korban meninggal pun sama. Silahkan cermati dan catat jika perlu.

Pshyco. Menariknya film ini adalah pelaku pembunuhan. Dari awal film kita akan dibuat untuk menebak siapa pelakunya. Sang pembuat film sangat pintar, dengan memainkan berbagai macam karakter agar kita tidak langsung sadar siapa pelaku sebenarnya. Cara pelaku membunuh pun rapih sekali. Durasi 2 jam itu pas rasanya. Kita tidak akan pernah menyangka bahwa dia lah pelakunya. Alasan pelaku melakukan ini semua selain diminta sang pembuat film adalah dendam dan trauma akibat bullying


Hal yang didapat. Film berdurasi lama ini meninggalkan kesan dan pesan yang luar biasa. Menyadarkan kita sebagai manusia untuk baik dalam bersikap. Seburuk apapun keadaan orang, kita tidak punya hak untuk menghinanya. Karena tanpa sadar ucapan hinaan itu akan membekas dan mungkin bisa menimbulkan bencana kedepannya. Jadi, jadilah manusia yang baik.

Kenangan Lira (Bagian 1)

(Jakarta, Desember 2018)

Cuaca mendung menemani Lira yang sedang sendirian di ruang kerja, setumpuk pekerjaan dan cuaca yang tak mendukung membuat Lira ingin segera melarikan diri dari tempatnya saat ini dan segera merebahkan diri di ranjang yang empuk. Namun keinginan itu sirna ketika Lira melihat figura disampingnya, tanpa sadar Lira saat ini membiarkan dirinya tenggelam dalam kenangan manis yang tak pernah ia lupakan sedikit pun. Lira pun memandang figura yang selalu menemani hari-harinya selama ini, figura yang tak pernah dan tak akan ia buang melainkan disimpannya dengan apik di meja kerja nya. "Sudah 4 tahun berlalu ternyata, tak berasa waktu begitu cepat berjalan dan tak ada yang berubah sedikitpun. Semua masi sama" gumam Lira sembari menghela nafas dan kemudian Lira pun memejamkan mata mengingat kejadian 4 tahun silam.


(Bandung, Desember 2014)

"saya selesai sampai disini, maaf saya harus pergi".

Lira terkaget-kaget membaca pesan singkat yang baru saja diterimanya, Lira memastikan berkali-kali pesan yang diterimanya itu benar pesan yang dikirim sindy.

"Sin, are you okay?" balas Lira.

Lira menunggu balasan dengan perasaan campur aduk, ingin rasanya dia menekan tombol call untuk mengetahui secara langsung maksud pesan dari Sindy tersebut, namun Lira tau jam segini Sindy sedang larut dengan setumpuk pekerjaan yang jika diganggu sama saja kamu membangunkan macan. 50 menit kemudian hp Lira berbunyi menandakan adanya pesan masuk.

"saya baik-baik saja kok" balas sindy.

"ish, 50 menit nunggu balasan cuman segini dibalasnya" gerutu Lira sembari memarahi hp pintarnya. Lira pun buru-buru membalas pesan itu sebelum Sindy disibukan kembali.

"serius Sin? cerita dong ada apa, saya tau kamu menyembunyikan sesuatu" balas Lira.
"hahaha, kamu curigaan banget sih ra. Nanti deh ya ceritanya, intinya saya selesai sampai disini dan semangat untuk kalian semua ya." balas Sindy.
"iyalah gimana ga curiga kamu tiba-tiba chat begitu. Oke saya tunggu cerita lengkapnya, kalau bisa malam ini ceritakan semuanya ya biar saya bisa menjelaskan ke yang lain dan satu lagi jangan keluar grup sebelum semua jelas okay" balas Lira dengan rasa penasaran tinggi.
"okay :*" balas Sindy singkat.

"Sial, chat panjang-panjang dibalas nya cuman singkat minta di bom ni anak. yasudahlah semoga nanti malam dia bener cerita semuanya" gerutu Lira sambil menghela nafas.


(Jakarta, Desember 2018)
Lira pun terbangun dengan perasaan rindu yang datang menghampiri, kemudian Lira membuka folder yang berisi foto-foto 4 tahun silam. Lira membuka satu persatu foto kenangan itu, foto pertama yang dibukanya membuat Lira tanpa sadar meneteskan air mata dan kembali mengingatkan Lira akan pertemuan pertama itu. Lira pun kemudian memejamkan mata kembali, membiarkan dirinya kembali pada masa itu, masa awal pertemuan kita semua.


(Jakarta, November 2013)
 "Sindyyyyy, Renaaaaaa, Bilaaaaa, Romiiiii" teriak Lira sambil berlari menghampiri keempat temannya yang baru dikenalnya di dunia maya itu. Perkenalan singkat itu tak membuat adanya rasa takut, karena Lira yakin bahwa keempat orang yang baru dikenalnya itu adalah orang baik dan hebat. 

"Hei Lira, kamu punya jam?" kata Romi dengan nada sinis.
"Maaf, tadi keretanya macet" canda Lira.
"ha ha, lucu" sinis Romi
"Udah dong Rom, kasian baru ketemu udah kamu sinisin gitu" timpal Rena.
Romi pun senyum sinis
"yuk, sekarang aku bawa kalian keliling jakarta" ajak Bila untuk mencairkan suasana.
"cukup emang waktunya, kita kan cuman 2 hari disini" kata Sindy meragukan.
"cukup, cukup kok tenang aja" Bila berkata dengan keyakinan penuh dan aku pun hanya tertawa menyaksikan perdebatan kecil itu. Aku tersenyum bahagia, ternyata mereka sama asiknya ketika di dunia nyata. 
"yuk, kita segera pergiiiiii. kemana kita Bil?" Lira berkata dengan semangat sampai tanpa sadar seluruh penghuni stasiun melirik kearah mereka.
"pelan-pelan Ra, inget kita di tempat umum ya. Gimana kalau dufan?" ajak Rena.
"TMII aja dulu deh, dufan pasti penuh atau ga kita ke kota tua aja" sela Romi
"asik sinis nya romi ilang, yipppi" kata Lira sambil tersenyum menang
"Ha ha ha" sinis Romi
"ish, sinis lagi pun kau Rom" ketus Lira
"okay kita ke kota tua aja ya biar sekalian istirahat disana" ajak Bila.
"Ayooooookkkkkkk kita ke Kota Tua" teriak Bila, Lira dan Rena. Sedangkan Sindy dan Romi hanya tersenyum. Kami pun bergegas berjalan menuju Kota Tua.


(Jakarta, Desember 2018)
Lira pun tanpa sadar menangis merasakan rindu yang hadir, mengingat kejadian pertama itu. Mengingat bagaimana sinisnya Romi kepadanya, dinginnya Sindy dan gokilnya Bila sama Rena. Lira menangis makin menjadi ketika sadar bahwa saat ini untuk berkumpul itu mustahil, jangankan untuk ngumpul, saling sapa di dunia maya pun rasanya kecil kemungkinan. Lira pun menghela nafas dan melanjutkan melihat ke foto selanjutnya.


~BERSAMBUNG KE BAGIAN DUA~

PENGENALAN


            Ketika kebohongan sudah menjadi sebuah tradisi maka kejujuran sudah menjadi hal yang langka, adapun orang yang masih memegang teguh kejujuran akan tetap melakukan kebohongan meskipun itu hanya sedikit kadarnya. Kebohongan yang menjadikan semua yang dimiliki itu menjadi percuma karena itu hanyalah kepalsuan semata. Kepalsuan yang saat ini menjadi bagian dari kehidupan, menjadi salah satu topeng yang membentengi diri dari segala keadaan yang hadir dalam kehidupan. Entah apa yang dilindungi, mungkin harga diri atau mungkin ego yang tak mau kalah? Entahlah. Apapun yang ingin dilindungi oleh kepalsuan jelaslah salah. Salah karena seindah indahnya kepalsuan tetaplah fana sedangkan sepahit pahit nya kejujuran adalah nyata. Itulah pandanganku tentang kepalsuan, kepalsuan yang membuat lelah, kepalsuan yang membuat muak, kepalsuan yang membuat aku ingin lenyap dengan seketika dari peredaran ini.

            Terlalu banyak orang yang manis di depan namun pahit di belakang, tersenyum manis ketika menyapa tapi dibelakang pahit yang dibicarakan. Berpura-pura seakan semua baik-baik saja namun ternyata masih ada saja hal yang mengganjal dalam hati. Berkata aku tak apa-apa tapi ternyata ada apa-apa. Tak masalah jika memang tak ingin aku mengetahui apa yang dirasa namun akan menjadi masalah ketika aku menjadi penyebab dari kepalsuan itu, sedih rasanya. Lebih baik terungkap segalanya meskipun menyakitkan namun setelahnya akan baik-baik saja daripada terpendam terlihat indah namun ternyata itu adalah keadaan yang tak baik.

             Ini kisahku yang mengalami berbagai cerita yang diakibatkan oleh kepalsuan, argument diatas adalah kekesalan ku atas kepalsuan yang ada dihidupku. Namun ada satu kepalsuan yang membuatku belajar banyak hal (persahabatan, cinta, kejujuran dan kesetiaan). Sebelumnya perkenalkan nama ku lazie akira panggil saja aku zie, sekarang aku sedang berusaha menamatkan study ku di sebuah universitas negeri di Indonesia dan aku lahir dari keluarga yang dilandasi oleh kepalsuan. Orang tua ku berpisah sejak aku masih kecil, kenapa orangtua ku pisah? Karena ada kepalsuan yang mewarnai hari-hari mereka sehingga berpisah adalah jalan terbaik (satu alasan aku benci akan kepalsuan) meskipun kata terbaik itu berasal dari mereka sendiri.

            Selama aku menjalani hari-hari ku di kampus, aku banyak sekali menemukan berbagai karakter yang mewarnai perkuliahanku. Ada satu kejadian yang aku ingat sampai saat ini, saat aku memergoki teman ku sedang membicarakan keburukan ku. Seperti argumenku sebelumnya, aku tak pernah mempermasalahkan mereka yang membenciku namun mereka yang membenciku terlihat manis jika bercerita bersamaku itu yang aku permasalahkan. Mungkin memang tak semua orang dapat berterus terang tentang ketidaksukaannya terhadap diriku dengan dalih menjaga perasaan dan aku pun tak dapat memaksa mereka untuk berterus terang. Karena pada dasarnya aku pun terkadang memiliki perasaan seperti itu, perasaan dimana aku tak ingin berterus terang karena tak ingin menyakiti meskipun pada akhirnya aku selalu berterus terang dan mengakibatkan keadaan yang berbeda setelahnya.

            Pada pertengahan kuliahku, aku dipertemukan dengan seseorang yang katanya menyukaiku dari awal bertemu. Darimana aku tau? Aku menanyakan langsung padanya karena selain aku tak suka dengan kepalsuan aku pun tak suka berbasa-basi. dan sekali lagi, pada akhirnya yang kutemui adalah sebuah kepalsuan meskipun kali ini penyebab dari kepalsuan itu adalah aku sendiri.

            Pada akhir masa kuliahku, aku memilih tak menyibukan diri didalam kampus. Mencari suasana baru diluar sana dan mengharapkan pengalaman yang lain. Dan lagi, aku menemui sesuatu yang sudah tak asing bagiku yaitu kepalsuan. Aku hanya dapat tersenyum sinis dan berkata “lagi dan lagi kepalsuan, tak ada habisnya”.

~bersambung~
bercerita karena ingin, kisah ini adalah kisah fiktif bercampur nyata. mohon maaf jika ada kesamaan nama, dan kejadian. lanjutan kisah akan diuraikan secara rinci di chapter-chapter berikutnya. terimakasih sudah membaca, kritik dan saran siap diterima.

-nursan-

Sedih

sedih, kelam tak bercahaya
sedih, hampa tak berisi
halusinasi akan bahagia
kosong, tinggal hampa menemani

kisah pilu hadir dengan sendiri
menghancurkan segala tiang yang berdiri
aku pasrah memandangi
melihat puing kenangan tersisa sepi

kebersamaan hilang dirampas keegoisan
senyuman manis terkikis gengsi besar
sapaan halus hanya kebohongan
canda tawa sekedar formalitas

lelah hati tak sanggup melangkah
namun hati tak sanggup berhenti
ingin hati kesedihan berhenti
namun hati tak banyak daya

sedih, ingin rasa nyaman kembali
tapi tak mungkin secepat aku bernafas
sedih, ingin tersenyum lepas kembali
tapi tak mungkin secepat aku berlari

aku pasrah pada waktu yang berputar
aku berharap pada kesempatan
aku ingin mengulang pada satu masa
aku ingin puing itu tetap bertahan

aku ingin kesedihan ini hilang
aku ingin kesedihan ini tinggal kenangan
aku ingin kesedihan ini berganti bahagia
aku ingin kesedihan ini hanya halusinasi semata

~Bandung, 24 April 2016
~Nursan

Lelah

Ya, aku telah mati
Meninggalkan raga melepas jiwa
Ya, aku telah mati
Tersisa kenangan berupa cerita kehidupan

Raga kosong tanpa penghuni jiwa
jantung berdetak tanpa irama
tatapan kosong tak berarah
kaki melangkah tanpa tujuan

Jiwa pergi tanpa pamit
seakan muak akan kepalsuan dunia ini
Jiwa enggan untuk kembali
seakan kembali tak kan merubah kekosongan hati

lelah, lebih memilih mati
namun dunia tetap menahannya
lelah, lebih memilih pergi
namun dunia tetap mengikatnya


~ Bandung, 11 April 2016
~ Nursan

Luka

luka yang tertinggal dalam hati
luka yang enggan untuk pergi
luka yang selalu datang tanpa permisi
luka yang dengan bebasnya menghampiri

tak dapat kurasakan bahagia
untuk senyum pun sulit
tak dapat kurasakan bahagia
untuk tertawa itu tak mungkin

mengubur masa lalu bukan hal mudah
menjalani masa ini terlalu berat
menatap masa depan layaknya sebuah angan-angan
semua hanya ilusi semata



Bandung 10.17 WIB, 
Bersama hening nya malam ditemani alunan melodi.
Penulis: nursan